Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saksi Sejarah Bambang Sulistomo Ungkap Fakta Peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974

Saksi Sejarah Bambang Sulistomo Ungkap Fakta Peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974
DULU di tahun 1974, kami adalah bagian dari pimpinan demo besar, longmarch/pawai dari UI Salemba ke Trisakti Grogol, melalui Merdeka Selatan, Tanah Abang, Roxy ....

Apel ribuan mahasiswa di Trisakti sampai siang ... pulang ke UI, kami paksa mahasiswa untuk naik truk bajakan (terpaksa), karena ada info rahasia bahwa akan ada kerusuhan ....

Benar saja, rombongan UI oleh aparat keamanan seperti diarahkan meliwati kawasan harmoni, Juanda, Senen sebelum ke Salemba.

Sepanjang Juanda ke Senen sudah ada sedikit kendaraan yang dirusak dan dibakar, sepanjang jalan kita larang mahasiswa turun dari truk yang berjalan sangat pelan (kita berlari kecil di depan dan di belakang rombongan truk).

Sampai di UI Salemba, kita sehabis apel langsung bubar, tapi dari jauh ada asap tebal, tampak ada kebakaran dan penjarahan di kawasan proyek Senen. Kami (saya dan Totok dari FPsi UI) diminta rektor untuk membuat kronologi pawai longmarch UI, sejak berangkat sampai pulang.

Nah, itu yg dipakai oleh Rektor UI Prof Mahar Mardjono sebagai penangkal tuduhan bahwa pawai mahasiswa UI yang memulai kerusuhan. Namun dengan terjadinya rekayasa kerusuhan itulah para aktivis mahasiswa, buruh, dan toko masyarakat akhirnya tetap saja memang harus ditangkap dan dituduh MAKAR.  Saksi sejarah, melawan lupa: Bambang Sulistomo   
Saksi Sejarah Bambang Sulistomo Ungkap Fakta Peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974

Melawan lupa:

Seperti ditulis tempo.co, sebagai buntut peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974, yang dikenal sebagai Malari, polisi dan tentara menangkap banyak orang. Sebanyak 775 orang jadi pesakitan, termasuk para aktivis politik dan mahasiswa.

Kepala Penerangan Departemen Pertahanan dan Keamanan Brigadir Jenderal Sumrahadi saat itu mengatakan pemerintah terpaksa menahan orang-orang yang mereka curigai sebagai penggerak peristiwa Malari. Pemerintah menuding ke berbagai arah. Sejumlah aktivis mantan anggota Partai Sosialis Indonesia dan Masyumi dicurigai ada di balik para mahasiswa dan pelajar yang bergerak.

Mengutip Majalah Tempo dalam Edisi Khusus Malari, terbit 13 Januari 2014, angka itu terus menyusut dari waktu ke waktu. Pada pekan ketiga usai kerusuhan, jumlah pesakitan tinggal 300-an dan belakangan cuma tersisa puluhan orang.

Kebanyakan bebas karena kurang bukti. Pengacara Yap Thiam Hien dan wartawan Mochtar Lubis dilepas setelah setahun ditahan. Pengacara Adnan Buyung Nasution dibebaskan pada Oktober 1975 bersama sebelas mahasiswa, di antaranya Judilherry Justam, Theo Sambuaga, Bambang Sulistomo, Eko Jatmiko, Yessy Moninca, dan Remy Leimena.

Hanya Hariman dan Sjahrir dari Universitas Indonesia serta Aini Chalid dari Universitas Gadjah Mada yang disidangkan ke pengadilan. Mereka dituduh melakukan perbuatan subversi dan makar. Jaksa menggunakan pernyataan Hariman dan Sjahrir dalam sejumlah pertemuan Dewan Mahasiswa UI dan Gerakan Diskusi UI untuk menjerat keduanya sebagai koordinator lapangan dan otak peristiwa itu.

Dalam persidangan, sejumlah saksi menarik keterangannya di berita acara pemeriksaan. Ada yang mengaku tak sadar dan merasa terancam saat memberikan kesaksian. Beberapa yang lain tak tahu keterangannya digunakan untuk menjerat Hariman dan Sjahrir. Jaksa akhirnya bergantung pada informasi intelijen Operasi Khusus.

Meski tak cukup bukti menggerakkan kerusuhan, Hariman dijatuhi hukuman enam setengah tahun penjara pada 21 Desember 1974. Hakim menganggap kelalaiannya telah berujung pada aksi pembakaran dan perusakan. “Kelalaian ini sama seperti kelalaian seseorang yang membeli arloji di pinggir jalan, padahal tahu di Jakarta sering ada penjambretan,” kata Siburian, seperti dikutip majalah Tempo edisi 28 Desember 1974.

Kamis malam, 12 Juni 1975, majelis hakim yang dipimpin Anton Abdurrahman Putera juga menjatuhkan hukuman 6 tahun 6 bulan penjara buat Sjahrir. Sedangkan Aini divonis 2 tahun 2 bulan (*/Tempo)

Posting Komentar untuk "Saksi Sejarah Bambang Sulistomo Ungkap Fakta Peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974"